Sabtu, 15 Mei 2010

UNTUK SAUDARIKU YANG TELAH BERUBAH...

Demi Alloh Dzat yang Maha Agung…Hamba bersaksi dengan kesaksian hamba bahwa Engkau adalah Alloh. Tiada Illah selain Engkau. Tiada daya dan kekuatan selain Engkau yang memiliki. Dan Engkaulah yang Maha Esa, tidak beranak tidak pula diperanakkan.

Ya Alloh Robb yang menguasai hati seluruh ummat…futurnya iman akan semakin bertambah kala seorang hamba jauh dari-Mu. Nasehat akan dianggap angin berlalu saat hati sedang terkunci. Di dunia ini selalu ada hal yang berlawanan. Kebajikan selalu berlawanan dengan keburukan. Tapi selalu saja suatu keburukan itu dominan memberi kenikmatan bagi yang terkunci hatinya..

Wahai saudaraku, Dunia ini hanyalah suatu fenomena. Bayang kefanaan berlumur kenikmatan yang megah selalu mengejar kita. Janganlah terkecoh dengan persinggahan sementara ini. Akhirat nantilah kampung abadi kita. Dan sudah siapkah kita menuju kesana. Bekal apa sajakah yang sudah kita bawa???

Bukankah Rasululloh pernah bersabda bahwa sesungguhnya orang yang cerdas adalah orang yang sering mengingat mati dan mempersiapkan bekal untuk kematiannya.

Seseorang yang kuat imannya tak kan selalu bisa berada pada puncak, suatu saat pasti akan ada waktu kala dia terdampar. Futurnya hati dan iman pasti akan pernah kita alami. Masalah sebagai ujian hidup akan selalu bergilir dan tinggal diri inilah yang memfonis apakah bisa ujian itu diubah sebagai nikmat ataukah sebagai musibah. Untuk mengubahnya menjadi suatu nikmat pastilah bukan sesuatu yang mudah. Perlu tertanam kesabaran dan rasa syukur terlebih dulu untuk menggapainya.

Setiap diri pasti akan diuji sesuai kadar imannya…

Alloh saat diri ini benar-benar lelah ingin sekali hamba bersandar kepada-Mu. Mengadu atas segala permasalahan ini. Mencoba untuk bersabar bagi yang tidak terbiasa sabar memang sangatlah susah…untuk saudariku yang selama ini setia menemaniku aku bersyukur pernah bisa menjadi sahabatmu tapi diri ini juga kecewa karena perubahanmu. Seakan memang diri ini benar-benar tidak berguna karena sudah tidak bisa mengingatkanmu lagi.

Mengapa, kulihat engkau tekun berbuat dosa?

Apakah engkau merasa aman dari beratnya hisab

Jangan lalai, sepertinya harimu telah datang

Bisa jadi usiamu telah dekat dan tiba

Tapi kenapa engkau tak jua ingat akan hal ini?

Engkau yang dulu sudah mulai berubah untuk rajin beribadah kenapa sekarang malah semakin menjauh dari-Nya

Sholat subuh pun sering engkau tinggalkan hanya demi bercengkerama dengan kekasih duniamu

Telfon dari orang yang bukan MAHROM-mu pun engkau layani meski itu sudah lewat tengah malam

Dan dengan suara yang mendayu serta mendesah engkau layani telfonnya hingga engkau benar-benar tak pedulikan waktu

Kau juga tak bisa hormati aku sebagai sahabatmu lagi, seakan saat ini aku memang tak ada bagimu

Engkau biarkan waktu shubuh terlewat hanya demi menerima telfon dari yang bukan mahrommu

Engkau biarkan waktu shubuh berlalu, tak ingat akan kewajibanmu untuk menunaikan pangggilannya meski diri ini sudah mengingatkan

Saat kau tertidur pulas, panggilan adzan bergema tapi kau tak jua bangun tapi kenapa disaat yang sama adzan berkumandang dan deringan telfon berbunyi engkau lekas bangun dan mengangkat telfonnya dan melewatkan waktu subuhmu, sehingga engkau tak menunaikan waktu shubuhmu

Nasihat pun tak pernah engkau dengar, mungkin aku yang saat ini hanya angin berlalu bagimu

Tak hanya sholat shubuh pun yang kau tinggalkan

Kala engkau sedang lelah kaupun berani meninggalkan waktu sholat yang lain

Tidak inginkah engkau berubah seperti dulu lagi

Wahai saudariku yang dulu pernah aku anggap sebagai kakakku, sekarang aku tak bisa menembus duniamu

Diri ini selalu berharap agar jiwamu yang dulu akan kembali

Takutlah kepada Alloh, sebab hamba yang takut akan tinggal disurga bersama Ridho-Nya

Surga yang nikmatnya senantiasa kekal dan aroma wangi dimana-mana

Adapun pendurhaka akan mendapat neraka

Api membakar wajah dan seluruh raga

Kita menangis dan memang layak kita menangis agar Dia tidak menghukum kita atas segala dosa

Diri ini memang bukanlah manusia yang sempurna, tapi diri ini selalu berusaha mengingatkanmu wahai saudariku…karena kini kita telah benar-benar jauh. Aku hanya berharap bahwa suatu hari hidayah Alloh akan datang padamu dan engkau akan kembali lagi seperti dulu dan kita bisa bersama lagi. Kali ini mungkin diri ini benar-benar manusia yang sangat lemah karena hanya bisa mendoakanmu agar engkau segera berubah. Karena bagaimanapun diri ini sudah berusaha menegurmu juga menasehatimu tapi kau pun hanya menganggapku sebagai angin yang hanya berlalu.

Tulisan ini khusus aku buat untuk engkau wahai saudariku, semoga suatu hari engkau bisa membaca semua ini…semoga engkau bisa kembali ke dirimu yang berjalan pada hanifnya ajaran-Nya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar